Mentan Amran Sebut Makna Berkurban Adalah Berbagi Serta Tidak Boleh Serakah dan Sombong

By Admin


nusakini.com - Makna dari berkurban ini adalah berbagi ke sesama agar bisa memahami bahwa hidup ini memang harus berbagi. Sementara manfaatnya adalah bisa menahan diri untuk serakah, sombong dan lainnya.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman usai menyerahkan hewan kurban di Masjid Nurul Iman Kementerian Pertanian (Kementan), Sabtu (2/9/2017).

“Dibalik itu, tidak boleh ada yang serakah, harus berbagi kepada saudara-saudara kita yang tidak mampu,” terangnya.

Sementara makna dari berkurban di sektor pertanian, menurut Amran adalah berbagi keuntungan. "Yang kami maksud di situ, bagaimana petani kita supaya bisa mendapatkan keuntungan dalam memproduksi seperti menghasilkan ternak dan lainnya," katanya.

Jadi, lanjut Amran Sulaiman, musti diberikan ruang gerak kepada para petani. "Jangan ada ada pihak tertentu yang mengambil keuntungan sebesar-besarnya. Makanya makna berkurban itu adalah kita menikmati, kita bisa merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang kecil,” ujarnya.

Terkait dengan kualitas hewan yang dikurbankan pada Idul Adha kali ini, menurut Amran Sulaiman sangat meningkat karena sebelum dipotong sudah dilakukan pengecekan kondisinya. "Kita lebih dulu cek baik-baik sebelum hewan kurba ini kita potong," katanya lagi.

Programkan Sebelum 9 Tahun Swasembada Sapi

Mentan Amran Sulaiman sangat yakin bisa mencapai swasembada sapi sebelum sembilan tahun seperti yang ditargetkan Presiden RI Joko Widodo yakni selama 9 tahun. “Bapak Presiden target kita swasembada 9 tahun. Tapi kalau gerakan ini massif, saya kira sebelum 9 tahun bisa kita capai,” kata Amran dengan optimis.

Menurut Amran, gerakan yang dimaksud adalah melakukan program-program unggulan di antaranya mengembangkan berbagai jenis bibit sapi seperti sapi Onggo, Limousin, juga Belgian Blue. “Salah satu contoh sapi Onggo yang disumbangkan Bapak Presiden dan Pak Wapres, beratnya 1,5 ton dan 1,3 ton. Bisa dibayangkan kalau ini yang kita kembangkan, ini luar biasa. Sebab, dari harganya saja sudah menggiurkan yaitu mulai Rp 70 an juta. Coba, berapa kali lipat kalau dibandingkan dengan sapi-sapi yang bibitnya tidak bagus. Daging sapi Onggo ini adalah sehat. Pengembanganya sudah dilakukan sejak dahulu kala,” papar Amran.

Dengan memilih bibit unggul membuat kelahiran sapi Onggo 1,4 juta ekor tahun lalu. "Tahun ini target kita 3 juta ekor. Dan ini bisa kita pakai untuk berkurban karena lahir di tanah air kita," paparnya.

Selain Onggo, sapi Limousin juga mulai dikembangkkan di Indonesia, dan Belgian Blue terbaru beratnya dari 1,5 -2 ton. “Ini yang menarik. Ini akan kita kembangkan terus. Jadi, kami punya program beli embrio tahun ini Rp 20 miliar dan tahun depan Rp 100 miliar. Kita memilih bibit unggul dan nanti bibitnya kita bagikan secara gratis,” pungkas Amran Sulaiman.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal (Dirjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) I Ketut Diarmita mengutarakan bahwa direktorat yang dipimpinnya juga menyumbangkan seekor sapi untuk dikurban pada Idul Adha ini. “Kita sangat berbahagia dapat menyumbangkan satu ekor sapi khusus dari Ditjen PKH untuk dikurbankan. Mudah-mudahan ini jadi berkah dan kita saling berbagi untuk sesama dan kita nikmati,” katanya.

Sementara jenis sapi yang dipersembahkan Ditjen PKH, menurut Sekretaris Direktorat Jenderal PKH Nasrullah adalah jenis Brahman, dan merupakan sapi yang tidak aktif lagi. “Artinya, bahwa semenya (spermanya) sudah tidak bagus lagi untuk menjadi pejantan,” ujarnya.

Hewan yang dikurbankan kali ini di Kementan terdiri dari 10 sapi dan 1 ekor kambing. Selain kepada karyawan dan warga sekitar kantor Kementan dibagi-bagikan, tak ketinggalan pula para wartawan mendapat berkah satu ekor sapi yang diserahkan langsung oleh Mentan Amran Sulaiman. (p/ma)